Menebak Arti Jodoh

"Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang, sehingga kalahpun bukan dosa. Yang penting berjuang tanpa henti." Kata-kata itu membuka hatiku untuk sosok laki-laki baik hati dengan senyum kalem. Aku panggil dia 'Mas', lebih lengkapnya 'Mas Suami'.

Lima tahun lamanya menjalin hubungan tidak menjamin sebuah akhir yang bahagia. 27 April lalu, aku telah mengucap janji sehidup semati dengan sosok lain yang baru aku kenal dekat selama 5 bulan. Laki-laki yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan akan menjadi Imamku. Hidup ini memang penuh dengan kejutan.

Di postingan kali ini, aku akan berbagi cerita pribadiku yang lagi-lagi tujuannya bisa membantu teman-teman pembaca atau setidaknya memberi sedikit informasi tentang jodoh. Bukan berarti aku sudah tahu betul tentang apa itu jodoh, hanya sebuah sisi subjektif pengantin muda yang ingin menuliskan pikiran dan kenangannya.


1. Jodoh itu Diusahakan
Kita selalu percaya bahwa jodoh ditangan Allah, tanpa perlu meminta atau mencari. Memang benar, namun bukan berarti kita tidak berusaha. Diawal perjuanganku dan Mas Suami, kami sama-sama berusaha untuk percaya bahwa kami bisa bersama. Dia berusaha menunjukkan keseriusannya dan aku berusaha memahami.
Jodoh tidak datang tiba-tiba seperti hadiah. Tetap ada yg perlu diusahakan untuk menerima dan tahu bahwa hadiah yg kamu buka itu adalah jodohmu. Perlu dibedakan juga antara berusaha dan memaksakan. Jangan sampai salah :)

2. Jangan Menebak Takdir
"What is meant for you, will reach you even if it is beneath two mountains. And what isn't meant for you, won't reach you even if it is between your two lips."
Seringkali manusia sok pintar menebak atau bahkan merencanakan apa yang akan terjadi, seakan tahu segalanya. Aku pun begitu. Pernikahanku mengingatkanku bahwa hidup ini tentang Qadha dan Qadar. Mengikhlaskan hasil kepada Yang Maha Kuasa adalah yang hal terbaik. Biarkan semesta bekerja. Mereka akan berbicara lewat keluarga, teman-teman terdekatmu, atau mungkin langsung ke hati nuranimu.


3. Mencintai untuk Berkompromi
Menikah itu sebuah proses belajar. Belajar saling mengerti, menghargai, memaafkan, dan mengalah. Ketika perbedaan muncul, kita perlu berdamai dengan amarah dan menekan ego untuk berkompromi. Cinta akan mempermudah proses ini, tapi bukan berarti satu-satunya jalan. Menikah berlandaskan cinta adalah sebuah anugerah, namun cinta tanpa kompromi akan menjadi sia-sia.
Teman perempuanku Lyn memulai pernikahannya dengan bertanya, "Bos, aku sudah cukup matang dan ingin berkeluarga. Apa kau mau menikah denganku? Sepertinya kita bisa menjadi tim yg baik." Sekarang umur pernikahan Lyn & bosnya sudah 11 tahun & dikaruniai 2 anak perempuan.

Banyak yang beranggapan bahwa menikah menjawab pertanyaan tentang siapa jodohmu. Setelah menjalaninya sendiri, justru menikah menjadi sebuah awal perjalananmu menemukan sosok jodoh.

Jodoh itu bukan standart yg kita tentukan, tapi sosok yg dibangun lewat waktu dan didefiniskan lewat kenangan. 



Depok, 18 Agustus 2019

Comments

Popular Posts